« Home | Surat untuk Ayah yang udah mau pulang :) » | Penantian » | Memikat dalam Seratus Kata(detik.com) » | Titian Lima » | Titian Empat » | Titian Tiga » | Titian dua » | Titian satu » | Titian Karunia... » | Kuiz tentang gw... »

Surat untuk Ayah sesaat sesudah dikdas

Dear Ayah...

Jangan kaget ya Yah mulai sekarang Bunda(cieelaaahhh Bunda gitu lohhhh!) membahasakan kita menjadi Ayah Bunda, kan calon Ayah dan Bunda walaopun calon anaknya blum dibikin huehehehe... Kan membiasakan diri biar ntar anaknya ga ikut-ikutan panggil Maz Vino :)

Btw, apakabar Ayah disana? Mudah-mudahan selalu dalam lindungannya, Aminnn.
Bunda disini udah menyelesaikan pendidikan dasar di Bumi jatiluhur dengan selamat dengan banyak kekurangan. Kurang putih, kurang kurus dan... rambut yang kurang panjang :P

Seperti yang Bunda sudah jelaskan di telpon, kegiatan pendidikan di Jatiluhur ini memang berat Yah. Tapi tidak mampu menyurutkan semangat Bunda untuk pulang membawa kebanggaan. Rasanya semangat Ayah slalu terngiang-ngiang... Walaupun dalam kegiatan Pembinaan Mental(Bintal) Bunda sempet jatuh beberapa kali, tapi Bunda tetap semangat.

Bintal yang semi-semi militer itu, syukur-syukur ga membuat Bunda lecet-lecet dan luka-luka. Sebab sebagian besar teman mengalami lecet dan luka yang cukup serius di telapak kaki, dengkul, siku dan telapak tangan. Untung Ayah sudah membekali ramuan Minyak Komando itu Yah. Amat sangat berharga lohhhhh Yah, dipakai 33 siswa turun dari Cimumput ke Stasiun bumi waktu speedmars dengan rekor 1 jam 33menit :) Triamakasih ya Ayah...

Luka fisik sih enggak ada Yah, cuman luka bathin nih yang rada dalem Yah. Gimana Bunda ngelihat instruktur yang menerapkan disiplin tapi berkesan kejam dimata Bunda. Gimana teman-teman yang sudah sakit dan ga kuat untuk melakukan aktifitas masih dianggap berpura-pura. Tegaaaaaaaaaaaaaaaaa!! Pedih rasanya melihat teman-teman yang sakit diperlakukan seperti itu. Lebih sakit dibanding dengan merayap 1 lapangan bola!

Banyak kali Bunda mengumpat dan misuh-misuh, rasanya ga trima banget diperlakukan seperti itu. Banyak waktu Bunda bertanya-tanya... Apakah instruktur-instruktur itu berhati?

Sebelum tidur Bunda selalu merenung, kegiatan sepanjang hari yang melelahkan dan menyakitkan ini... hanya seperberapa sih dari kegiatan yang Ayah jalani waktu pendidikan Akabri? Kekejaman yang Bunda rasakan pun mungkin hanya seper seribu dari apa yang Ayah rasakan. Kalau abis merenung begitu, Bunda jadi malu sama Ayah. 3 tahun di Akabri ga pernah sekali pun Ayah mengeluh. Walau badan Ayah semakin kurus dan kulit merah-merah gosong karena senior yang ga senang dengan kulit Ayah yang susah hitam, tapi Ayah tidak pernah (Bunda dengar)mengeluh.

Tidur di tenda dan velbet, jadi semakin mengingatkan pada Ayah, baru juga satu minggu tidur di velbet kok Bunda udah mengeluh badan sakit-sakit lah, ga empuk lah... Padahal Ayah di Aceh sana sepanjang tahun tidur di velbet ya Yah? Aduhhhh... Bunda maluuuu!

Gitu juga saat dibarak. Inget Ayah pasti Bunda jadi smangat lagi, bangun pagi langsung piket barak sambil senyum-senyum. Inget-inget barak Ayah dulu luasnya 8 kali barak putri :D Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkk kalo piket bangun jam berapa ya Yah?

Waktu paling menyiksa buat siswa-siswa selain jalan jongkok dan merayap adalah acara makan. Rasanya susah nelen dan ga selera makan liat piring terbang(box makan yang bulet). Apalagi diburu waktu dan dibentak-bentak instruktur, ughhhhhhhhhhhhhh BT! Ada suatu saat, Bunda liat sayur kacang panjang dikasih udang kecil-kecil dan tempe. Bunda jadi mau nangis, inget Ayah cerita kalau di Aceh segala macem sayur dimasak jadi satu dan dimakan gitu aja sama nasi. Bunda cepat-cepat ngusap air mata dan langsung makan dengan lahap, ga lupa bantuin teman sebelah ngabisin makan. Dalam pendidikan Bunda berkecukupan(berkelimpahan) makanan jadi ga tega kalo ga habis, soalnya Ayah serba berkekurangan disana...

Tapi ya Yah, rasa kekeluargaan dan kekompakan begitu terasa, gimana teman saling membantu, saling mengingatkan... saling menjaga. Ugh... Bunda sampai terharu waktu Bunda ga apal Janji Siswa lalu dihukum, teman-teman langsung ikut push up bersama Siswa 14(no siswa Bunda). Apalagi waktu Bunda jatuh dan harus melanjutkan merayap, teman-teman menyemangati “Siswa 14 ayoooo smangaaaaaaaatttt!” Duh... rasanya ada kekuatan baru gitu Yah. Apalagi waktu Bunda harus merayapin lapangan bola, masa teman-teman teriak-teriak “Kopassus, Kopassus... Kopassus!” Aduh... Bunda jadi malu, yang Kopassus kan Ayah, bukan Bunda.

Sampai akhir masa Bintal, rasanya Bunda masih menyimpan dendam pada para Instruktur. Tapi saat penutupan dimana para siswa sehabis memecahkan rekor Speedmars langsung berbaris mencium Sang Merah Putih dan diguyur air kembang. Rasanya... Ada kebanggaan didalam hati Bunda bisa melewati Bintal yang berat ini. Rasanya... dendam dan amarah itu meluap begitu saja. Rasanya… tanpa gemblengan dari para instruktur Bunda ga akan mampu melalui semua itu. Tanpa keharusandan kekejaman dari instruktur Bunda ga akan menyadari kalau Bunda bisa melaksanakan Longmars dan Speedmars, juga menyelesaikan Bintal dengan selamat.

Rasanya ya Yah, waktu penutupan itu Bunda meminta maaf lebih tulus dari lebaranan. Bunda memohon maaf selama ini menyimpan dendam pada instruktur... huaaahhhhhhhhh... Malahan Bunda belum sempat ngucapin terimakasih pada Pak Kus, Pak Toa(lupa namanya Yah) dan Pak Bahtiar. Sialnya beliau-beliau ini dari luar kota dan langsung pulang begitu penutupan Bintal. Bunda jadi tau dan ngerti kenapa Ayah begitu akrab dan kompak dengan Instruktur dan senior-senior Ayah semasa pendidikan :)

Aaaaaaahhhh... jadi inget Ayah lagi waktu pendidikan ketrampilan di kelas. Ayah dulu waktu bintra kelas suka ngeeeesss gak? Bunda ngesssssss terus Yah huakakaka... tiba-tiba ada yang nepuk pundak bunda “Siswa 14, cuci muka!” Gubrag! Instruktur Rahman mergokin bunda lagi Ngesssss! HUAKAKKAKAK Malu dech! Padahal ya Yah, siswa laen banyak yang ngesss tapi ga ketauan. HUH! Berarti Bunda kurang lihay negh! Akhirnya... Pendidikan ini selesai juga, pulang juga akhirnya Yah. 16 hari yang tidak akan Bunda lupakan. 16 hari yang bikin Bunda semakin tau kemampuan Bunda sendiri. 16 hari yang paling menakjubkan dalam hidup Bunda. 16 hari yang paling menyiksa dalam hidup Bunda... karena ga bisa tau keadaan Ayah disana, ga tau kabar Ayah disana...

Tapi... hanya smangat dari Ayah yang bisa bikin Bunda menyelesaikan 16 hari itu Yah, kalo enggak inget Ayah sih... bawaan mau menyerah aja. Pengen pulang! Cuman kalo pulang dan menyerah, pasti diledek-ledekin Ayah seumur hidup! Aaaaaaaaaahhhh... mendingan menderita 16 hari daripada menanggung malu seumur hidup dicela-cela Ayah. Huekekkekeke...

Sekian dulu ya Yah... Bunda mau luluran. Itemnya ga nahan negh... Kaya dakocan :D
Slalu hati-hati dalam tugas patroli ya Yah. Jangan lengah walaupun saat-saat santai di Pos. Jangan lupa minum Vitamin ya Ayah...
Daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaagggg Ayah...


Peluk Cinta dari Bunda

go green indonesia!

About Me

    ~ Mama Toti ~

Shout Me

    Name :
    Web URL :
    Message :

Links







Visitors

    Free Web Counter
    nyang sudi mampir

    nyang bersliweran


    JANGAN ASAL COPY PASTE..
    Dilarang copipaste