SIHIR PEREMPUAN
Judul : SIHIR PEREMPUAN
Penulis : Intan Paramaditha
Penerbit : Katakita
Tebal : 150 hlm
Ukuran : 13cm x 20cm
ISBN : 979-3778-15-6
Pemintal kegelapan, dongeng yang ternyata bukan dongeng. Layaknya bualan yang nyata, sempet bikin kaget sekaget-kagetnya. Menyusuri Vampir, huhhh… bikin syerem en merinding cara bercerita detail Vampir-nya seorang Intan. Perempuan buta tanpa ibu jari, retold dari kisah upik abu dengan ending yang sediiihh. Upik abu yang bernama Larat meninggal saat melahirkan putrinya yang keenam. Tiap tahun ia hamil karna kerajaan butuh putra mahkota, ia tak cantik lagi, pahanya ditimbuni lemak perutnya lembek seperti tahu. Ughhhhh! Upik abu yang malang, dan kakak tiri yg ibu jarinya dimutilasi dan buta.
Lalu misteri pintu merah dimana seorang gadis gadis bernama Dahlia, menemukan sumur adalah matanya. Tak ada yang bisa mengukur kedalamannya, tak ada yang memahami apa yang tengah beriak-riak disana. Sinonim dari mata adalah jendela hati ya?
Lalu Bunga-bunga indah mak ipah, indahnya mawar dihalaman rumahnya. Dalam diam ia mengubur demdam, dalam diam ia membalasnya. Hiiiyyy… bulu kuduk berdiri.
Saran-saran: jangan mbaca buku ini waktu malam, sendirian dirumah, hujan deras, kilat dan geledek menyambar, apalagi mati lampu… dijamin merinding kompleks. Cerpen-cerpen Intan bener-bener ditulis dengan darah, aroma dan auranya bisa banget ngebawa pembaca menggidik.
Pemintal kegelapan; Vampir; Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari; Mobil jenazah; Pintu Merah; Mak Ipah dan Bunga-Bunga; Misteri Polaroid; Jeritan dalam botol; Sejak Porselen Berpipi Merah itu Pecah; Darah; Sang Ratu. Sebagian pernah dimuat harian Kompas medio 2004.
Penulis : Intan Paramaditha
Penerbit : Katakita
Tebal : 150 hlm
Ukuran : 13cm x 20cm
ISBN : 979-3778-15-6
Pemintal kegelapan, dongeng yang ternyata bukan dongeng. Layaknya bualan yang nyata, sempet bikin kaget sekaget-kagetnya. Menyusuri Vampir, huhhh… bikin syerem en merinding cara bercerita detail Vampir-nya seorang Intan. Perempuan buta tanpa ibu jari, retold dari kisah upik abu dengan ending yang sediiihh. Upik abu yang bernama Larat meninggal saat melahirkan putrinya yang keenam. Tiap tahun ia hamil karna kerajaan butuh putra mahkota, ia tak cantik lagi, pahanya ditimbuni lemak perutnya lembek seperti tahu. Ughhhhh! Upik abu yang malang, dan kakak tiri yg ibu jarinya dimutilasi dan buta.
Lalu misteri pintu merah dimana seorang gadis gadis bernama Dahlia, menemukan sumur adalah matanya. Tak ada yang bisa mengukur kedalamannya, tak ada yang memahami apa yang tengah beriak-riak disana. Sinonim dari mata adalah jendela hati ya?
Lalu Bunga-bunga indah mak ipah, indahnya mawar dihalaman rumahnya. Dalam diam ia mengubur demdam, dalam diam ia membalasnya. Hiiiyyy… bulu kuduk berdiri.
Saran-saran: jangan mbaca buku ini waktu malam, sendirian dirumah, hujan deras, kilat dan geledek menyambar, apalagi mati lampu… dijamin merinding kompleks. Cerpen-cerpen Intan bener-bener ditulis dengan darah, aroma dan auranya bisa banget ngebawa pembaca menggidik.
Pemintal kegelapan; Vampir; Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari; Mobil jenazah; Pintu Merah; Mak Ipah dan Bunga-Bunga; Misteri Polaroid; Jeritan dalam botol; Sejak Porselen Berpipi Merah itu Pecah; Darah; Sang Ratu. Sebagian pernah dimuat harian Kompas medio 2004.
Looking for information and found it at this great site...
» » »
Posted by Anonymous | 1:55 AM, July 27, 2006
Post a Comment